Minggu, 11 November 2012

Public Speaking bersama Jeremi Teti, Mayda Maya dan Ridwan Saptoto, Psi.

Pentingnya Public Speaking bagi lulusan Perguruan Tinggi
 
Minggu, 11 November 2012 akhirnya saya habiskan liburan secara produktif, dengan mengikuti seminar public speaking yang diadakan Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan (KMIP), di Auditorium Hardjono Danusastro, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Salut pada mereka yang memiliki inisiatif mengadakan seminar dan pelatihan public speaking, walaupun jurusan mereka Ilmu Perikanan.
Acara tersebut menghadirkan pembicara yaitu Jeremi Teti (News Anchor SCTV), Mayda Maya (penyiar Swaragama fm) dan Ridwan Saptoto, Psi., dengan moderator diajeng Jogja Sekar Sari. Mereka berkompeten dan representatif, mak bleng materinya masuk ke kepalaku..
Pembukaannya seperti ini, sangat menarik dan menyindir para job seeker..
Diawali pembukaan dari Dekan Fakultas Pertanian Pak Jamhari tentang pentingnya public speaking bagi mahasiswa, terutama para lulusan, "kalau banyak yang bilang nilai akademik itu tidak penting, yang penting adalah softskill maka itu salah besar. Nilai akademik yang baik penting bila lulusan berniat mencari kerja (bukannya job fair di UGM selalu rame), karena nilai akademik tersebut menentukan tingkat dihargai atau kurang dihargainya lulusan, semakin nilai akademik tinggi semakin dihargai lulusan tersebut, peluang untuk lolos seleksi kerja semakin lebar."
Menurut dia, pertama yang dilihat saat seleksi kerja ialah nilai akademik bukan softskill, gak kelihatan.. bila nilai akademik baik penyeleksi akan lebih terbuka untuk tahap selanjutnya, tapi bila nilai akademik kurang memenuhi standart yang ditentukan penyeleksi akan lebih pikir-pikir lagi.
"nah pada saat ini public speking diperlukan, dia dapat membantu lulusan dengan nilai akademik baik lebih lancar untuk proses selanjutnya, tetapi harus diingat nilai akademik yang baik perlu tetapi itu bukan jaminan, dituntut public speaking yang baik untuk lolos seleksi, tanpa public speaking nilai akademik segede apapun kurang guna. Syukurlah public speaking paling gak bisa nyelametin lulusan dengan nilai akademik gak tinggi dan cukup rendah, asalkan bisa meyakinkan penyeleksi bahwa walaupun nilai akademik cuma segini tapi softskill tinggi dan dapat menjadi gantinya" katanya dengan simpatik..
Kalau udah gini mending punya nilai akademik yang baik terus punya public speaking yang baik pula dari pada nilai akademik jelek dan public speaking yang gak jelas lagi, repot deh kalau udah gini.. walah mulakno kudu ngejar-ngejar kih...
Pembukaannya paling gak intinya kayak gitu lah.. 
Nah inti acaranya udah dimulai... Bersambung dulu bentar..