Jumat, 29 Maret 2013

Gak Mau Pusing Mikirin Aliran Agama, yang Penting Santai

Dalam sebuah Hadist dijelaskan, Rosulullah menerangkan bahwa umat Islam pada akhir zaman akan terpecah-pecah menjadi Sembilan puluh Sembilan aliran. Tetapi diantara sekian banyak hanya satu yang menjadikan syariat Islam sebagai landasan, dan hanya satu itulah aliran Islam yang lurus.
    Bukan bermaksud apa-apa, tapi landasan tersebut banyak dijadikan dalih aktor untuk mengklaim alirannya lah yang paling benar. Ajaran-ajaran dan syariat-syariat yang diterapkannya lah yang diridhoi Allah. Bahkan tak jarang diantara aliran yang paling merasa benar sendiri itu mendoktrin aliran lain sebagai sesat atau kafir.
    Peristiwa semacam ini banyak melatar belakangi perselisihan diantara umat Islam, sejak masa meninggalnya Rosulullah hingga saat ini. Bahkan hingga menelan korban diantara kaum muslimin. Dalam beberapa dasa warsa Indonesia pernah mengalami hal ini, iih amit-amit coy jangan sampai kejadian lagi deh amin…
    Sebagai Negara yang mayoritas beragama Islam, Indonesia memiliki berbagai macam aliran yang mungkin jumlahnya sudah Sembilan puluh Sembilan(wah kalau hadist di atas bener berarti Indonesia sebentar lagi akhir zaman dong coy,, yuhu kiamat,, kapan lagi bisa nonton gunung berterbangan kayak kapas). Diantara sekian banyak aliran terdapat dua aliran besar yang tidak asing lagi, yaitu Nahdatul Ulama(NU) dan Muhammadiyah.
    Kedua aliran ini telah mendarah daging dalam sistim keagamaan di Indonesia, baik disadari maupun tidak disadari oleh umat Islam, karena intensitas pendidikan agama yang diperoleh masing-masing individu berbeda.  Saya sendiri sadar gak sadar pernah juga dapet pendidikan tentang ini, terutama NU karena saya lahir dikalangan keluarga dan lingkungan NU.
    System peribadatan dan religiusitas NU sendiri sangat berbeda dengan Muhammadiyah(gak perlu disebutkan ya, bukan bermaksud cari perbedaan). Saya pernah mengikuti ceramah keagamaan terutama dalam hal fiqih. Dimana ceramah tersebut dihadiri oleh fanatik NU, dan memang ditujukan untuk sosialisasi pendalaman aliran NU.
     Dijelaskan berbagai hal, salah satunya tata cara peribadatan dalam Sholat Jumat NU yang berbeda dari tata cara peribadatan Sholat Jumat Muhammadiyah. Contoh kasus, apabila seorang NU harus mengikuti sholat Jumat dikalangan Muhammadiyah dengan tata cara dan persyaratan yang tidak sesuai dengan NU, maka seorang NU itu harus Sholat Dhuhur lagi dirumah.
    Yah tidak semua kalangan NU kayak gitu lah, tapi ini fakta coy. Pengaruhnya ada lho, dulu semasa MAN(sama kayak SMA) ada beberapa teman saya menerapkan banget kepercayaan alirannya, itu baik coy berarti dia punya pegangan. Tetapi sayangnya tanggapan dia terhadap aliran lain kurang positif, padahal Tuhan, Nabi, Kitab Suci, Rukun Islamnya sama coy..
    Perbedaan-perbedaan dalam aliran ini membawa pada sikap, perilaku, pergaulan, kebiasaan dan penampilan yang berbeda-beda pula. Dari setiap masing-masing terdapat kepercayaan yang melandasi hubungan transcendental , yang dapat digunakan untuk mengklaim mana yang benar, kurang benar, dan salah.
    Tidak semua orang yang mempercayai aliran, fanatic dan saklek banget kayak diatas lah coy, tapi itu realita, fakta. Tapi sebenarnya itu semua hanyalah keindahan dalam perbedaan lah ya. Yang punya kepercayaan dan fanatic silahkan pegang teguh deh, asal itu tidak menjadikan alasan untuk menutup diri dari kehidupan sosial yang positif lah coy, demi bangsa.
    Negara ini Negara demokrasi, kita juga demokratis dalam beragama dan menganut aliran(ada di UUD kan coy, aduh pasal berapa ya, tu pasal keren banget deh pokoknya). Kalau ada perbedaan yah selesaikan dengan bijak lah, jangan pakai kekerasan gitu kan sakit kalo dipukul coy..  Mbok sekali-kali kita cobalah musyawarah untuk tidak sepakat, bolehkan ya. Yang penting semua tetap saling menghormati dan tidak merugikan.
    Tapi gini coy, sebagai pemuda yang pernah galauin agama(gak cuma galau cewek aja lah coy, sekali-kali bolehlah galauin agama, galaukan harus bervariasi..). Saya pernah apatis banget sama agama saya, yah galaunya pemuda sama agama pasti dilatar belakangi dari kehidupan pribadi dan hubungan sosial sehari-hari dia lah itu pasti, gak lah kita mikirin agama banget-banget tanpa dikaitin dengan masalah dunia.
    Temen saya ada lho galauin agama sampai dia udah gak usah sholat aja, ya kayak atheis gitu jadinya, ada juga yang akhirnya mutusin pindah agama. Kalau saya galau Alhamdulillah ya gak sampai seperti itu, walaupun sebagian dari kalian mungkin ada yang pernah lihat saya hari minggu di Gereja, yah bukan bermaksud apa-apa lah coy, tapi karena saya ingin lebih menjiwai toleransi umat beragama.
    Kembali ke aliran-aliran dalam agama Islam ya coy, pernah gak kalian mikir(bagi yang tertarik mikirin agamanya tentunya) kalau sebenarnya aliran-aliran yang ada itu sebenarnya malah membatasi kita untuk mengetahui agama. Dengan aliran-aliran itu membatasi kita untuk beribadah terhadap sesama. Agama Islam itu udah dikotak-kotakan oleh aliran-aliran itu, dengan syariat-syariat dan prinsip yang melarang dan mengukung, karena keluar dari situ dosa katanya(coba deh kaitin sama konsep Marx agama sebagai candu).
    Apakah pahala dan dosa hanya sebatas pada syariat-syariat dan prinsip tersebut, malah sebagian syariat dan prinsip untuk memperoleh pahala justru mendekatkan pada dosa, atau juga sebaliknya. Yah siapa yang tahu ya, manusia mah harusnya gak usah pusing-pusing mikirin pahala dan dosa, cuma Tuhan yang tau mana yang pahala dan mana yang dosa sebenarnya. Yang penting kita tetap berbagi kebaikan pada sesama, ikuti hati nurani, dan bersyukur aja lah yang penting.
    Kalau agama dikungkung-kungkung mah malah nanti banyak orang yang mutusin apatis sama agama. Agama kan sebagai obat penenang, kasihan kan kalau orang itu seumur hidupnya kacau karena tidak punya obat penenang.
    Bolehlah belajar syariat dan prinsip aliran bagi yang punya, itu baik banget coy. Asalkan tidak saling menghakimi dan mengkambing hitamkan. Atau yang saat ini lagi mutusin gak ngikut atau keluar dari aliran dan mahzab-mahzab tertentu kayak saya, ya ayolah saling menghormati yang punya aliran, ikut ibadah sini ibadah sana gak papalah namanya juga bersyukur atas hidup ya gak coy. Menganut berbagai aliran okelah, yang penting gak menganut berbagai agama aja lah, haha ntar KTPnya penuh..
    Kalau di tulisan ini ada yang nyinggung perasaan ya maaf-maaf kata deh.. Namanya juga manusia, sekali-kali khilaf boleh ya.. Udah aja ya Assalamualaikum,, selamat menempuh hidup baru..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar